Thursday, November 15, 2012

Mengapa Pemimpin Indonesia tidak berani menyerang Malaysia?


Berdasarkan situs "World Military Strength Ranking", kekuatan militer Indonesia berada pada posisi 14 dunia(
Code:
http://www.globalfirepower.com/
. 42 Besar kekuatan militer di dunia :


1. U.S.A
2. China
3. Russia
4. India
5. Inggris
6. Perancis
7. Jerman
8. Brazil
9. Jepang
10. Turki
11. Israel
12. Korea Selatan
13. Italia
14. Indonesia
15. Pakistan
16. Taiwan
17. Mesir
18. Iran
19. Mexico
20. Korea Utara
21. Swedia
22. Yunani
23. Kanada
24. Saudi Arabia
25. Ukraina
26. Australia
27. Spanyol
28. Thailand
29. Denmark
30. Polandia
31. Filipina
32. Afrika Selatan
33. Argentina
34. Syria35. Norwegia
36. Georgia
37. Irak
38. Venezuela
39. Libya
40. Afganistan
41. Nepal
42. Lebanon

Sementara militer Malaysia sama sekali tidak masuk dalam 42 besar, tapi mengapa kita begitu lemah dihadapan Malaysia?

Bahkan Australia pun berkeyakinan bahwa Indonesia sangat mampu menginvasi Australia dalam waktu 72 jam saja. Silakan refer ke:
Code:
http://www.strategypage.com/militaryforums/512-41562/page2.aspx

Malaysia memiliki sistem aliansi pertahanan dengan Inggris,Australia, Singapura, serta Selandia Baru. Aliansi itu disebut sebagai Five Power Defense Agreement (FPDA). Salah satu kesepakatan negara-negara FPDA adalah klausul bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota merupakan serangan pula terhadap negara anggota lainnya.Malaysia tinggal meminta klausul itu diaktifkan. Bila disepakati, berarti negara kita harus siap berperang juga dengan Inggris, Australia, Singapura,serta Selandia Baru yang mempunyai kekuatan tempur jauh lebih kuat dan canggih.

Dari situs resmi British High Commission, Kuala Lumpur, diketahui bahwa FPDA berdiri pada 1971 sebagai lembaga konsultasi dan antisipasi serangan terhadap Singapura serta Malaysia. Saat peringatan 30 tahun FPDA pada November 2001,kelima negara anggotanya sepakat membentuk suatu kerja sama jangka panjang.Salah satunya, perjanjian saling dukung bila ada negara anggotanya yang diserang negara lain. Tahun ini, FPDA memfokuskan tinjauannya pada maritime security. Dengan fokus tersebut, kemungkinan empat negara lainnya untuk mendukung Malaysia dalam konfrontasi dengan Indonesia menjadi lebih besar.

Sebagai tambahan, bila dalam konfrontasi nanti negara kita berhadapan dengan Inggris, negara tersebut sangat mungkin meminta artikel lima NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) diaktifkan. Artikel lima NATO serupa dengan klausul perjanjian FPDA yang intinya menyatakan, serangan yang dialami salah satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap negara-negara anggota lainnya dan harus dihadapi bersama. Sehingga, konfrontasi dengan Malaysia bisa melebar serta membuat Indonesia harus berhadapan dengan negara-negara anggota NATO. dan ini tidak bisa di anggap enteng! Kenapa? anggota NATO ada 28 negara! dan 6 + 1 A****nya Amerika dari anggota NATO Kekuatanya di atas Indonesia!

Jadi, efeknya akan beruntun. Itulah yang harus diperhitungkan masak-masak oleh Presiden SBY sebelum mendeklarasikan konfrontasi dengan Malaysia. Rakyat pun harus memahami hal ini supaya tidak gelap mata mendesak perang dengan Malaysia.Bukannya Pemerintah Indonesia tidak tegas, Saya Yakin Pemerintah Indonesia lebih mengedepankan jalur diplomasi & negoisasi yang damai.

Berhadapan dengan Malaysia, kita harus pakai akal dan pikiran yang sehat. Jangan menjual terlebih dahulu jikalau tidak berani membeli. Malaysia sendiri tidak mungkin memprovokasi kalau tidak mendapat jaminan akan adanya dukungan dari pihak lain. Karena itu, pihak yang berada di balik tingkah laku Malaysia ini yang harus dicari. Pihak tersebut adalah biangnya yang menjadikan Malaysia berani berbuat semena-mena terhadap Indonesia. Malaysia sebenarnya sadar tidak akan bisa menang berperang dengan Indonesia. Tapi, mereka berani bikin provokasi karena mendapat jaminan akan dukungan dari pihak lain. Dalam situasi ini, sikap pemerintah yang tetap berkepala dingin adalah yang terbaik. Tunggu sampai Malaysia menjual baru kita beli. Cara seperti ini akan memberikan alasan baik bagi Indonesia untuk melakukan aksi militer. Yang berkoar-koar agar pemerintah mengambil tindakan tegas untuk menyerang Malaysia adalah agen provokasi yang sesungguhnya, dan perlu diwaspadai pelakunya. Bukan tidak mungkin mereka adalah agen asing yang dibayar untuk menjerumuskan bangsa ini.

5 comments:

  1. indon oh indon...baru dengan nordin mat top seorang indonesia dah pening..seorang udah cukup gegar indonesia..tak perlu bantuan antarabangsa unuk kalahkan indonesia dengan alatan militer usang..hehe

    ReplyDelete
  2. lagak kao lon berani perang ayok lu jual gua beli....

    ReplyDelete
    Replies
    1. anda berani jika sekutu anda tidak membantu anda , dan apakah anda menjamin jika sekutu anda tidak akan membantu anda, sebenarnya melenyapkan Malaysia mudah bagi Indonesia, tapi kita sadar bahwa menghadapi masalah sekecil Malaysia maka kita harus siap juga untuk menghadapi kekuatan dibelakangnya.

      Delete
  3. Kami rakyat Malaysia tidak hanya berpeluk tubuh dan bergantung kepada ketenteraan kami.Kami akan mengangkat senjata jika perlu menentang musuh kami. Peace

    ReplyDelete

Blogger Template by Clairvo